
Mengenal lebih jauh tentang ruko berarti mengajak kita berlari ke titik mula, sejarah. Asal muasal. Alkisah tentang suku Hokkian, kaum China perantau. Sebagian besar suku ini berasal dari Propinsi Fujian, terutama pesisir Zhangzhou dan Quanzhou, sebuah kota pelabuhan dan perdagangan.
Mereka membelah laut, menyabung nasib, mendulang peruntungan, hingga sampai ke nusantara. Kaum perantau ini lalu bermukim dengan membawa budaya dari negeri asal yang kita sebut Kawasan Pecinan. Mereka telah terbiasa tinggal di sebuah rumah kecil memanjang, tiam-chu julukannya, berarti rumah dan toko, atau ruko.
Tipologi ruangnya persegi empat, bermuka kecil, mengalur panjang ke belakang. Terdiri satu atau dua lantai untuk berdagang sekaligus berhuni. Area tengah bangunan terdapat cim-chay (sumur dalam) dan (tian-jiang) berarti sumur langit, identik dengan courtyard di masa kini.
Secara ekologis, berfungsi sebagai ventilasi udara dan masuknya sinar matahari, juga tempat penampungan air yang berasal dari air sumur dan air hujan. Ruangan ini juga berguna sebagai dapur, ruang makan, hingga arena berkumpulnya anggota keluarga.
Di tiam-chu ini juga terdapat altar leluhur sekaligus tempat peyimpanan abu, representasi anggota keluarga yang telah meninggal. Dalam skala sosial, ruko tradisional ini kerap berperan sebagai ajang perkumpulan warga, terutama jika pemiliknya orang terpandang atau mempunyai jabatan tertentu dalam struktur masyarakat.
Seiring perubahan iklim politik dan sosial, masyarakat Tionghoa yang hidup berkoloni, akhirnya ‘keluar’ dari Pecinan, membaur dengan warga pribumi. Ruko pun mengalami pergeseran fungsi dan makna, kini lebih banyak berfungsi sebagai toko saja atau gudang.
Masyarakat di luar etnis Tionghoa ikut membangun ruko, karena bentuknya yang efisien, yang di masa modern ini lalu berkembang, juga berfungsi sebagai tempat berkantor, atau lazim disebut rukan (rumah kantor).
Sejalan dengan perkembangan kota-kota di Indonesia, ruko menjadi salah satu elemen penting pertumbuhan ekonomi perkotaan. Nilai investasi ruko sangat optimal, untuk dijual kembali atau disewakan.
Karena itu, ruko bertumbuh pesat, mengiring tetumbuhan properti lain seperti perumahan, rusunami, apartemen, mal, plaza, supermal, trade center, town square, dsb.
Ruko menjamur mulai dari jalan protokol hingga jalan sekunder. Ruko mengakomodir segenap aktifitas di sektor usaha, baik barang maupun jasa: ritel, otomotif (motor dan mobil), elektronik, kuliner, pendidikan, telekomunikasi, pelayanan kesehatan, perbankan, teknologi informasi, dll. Semangat entrepreneurship yang marak di kalangan anak muda belakangan ini pun turut mendongkrak kehadirannya. Ruko baru hadir, ruko lama direnovasi.
Sumber : Berbagai Sumber